Beberapa hasil penelitian sampai saat ini menunjukan bahwa tidak ada tanaman kelapa sawit yang resisten terhadap Ganoderma. Ada perbedaan ketahanan terhadap Ganoderma pada berbagai sumber plasma genetik kelapa sawit di lapangan (Purba et al., 1994) Sampai saat ini, faktor-faktor yang cenderung terbukti berpengaruh terhadap berkembangnya penyakit G. boninense adalah faktor umur tanaman, tanaman sebelumnya, jenis tanah, status nutrisi tanaman dan teknik penanaman kembali.
Infeksi yang ditimbulkan oleh G. boninense patogen secara umum diperkirakan terjadi karena melemahnya daya tahan hidup kelapa sawit. Melalui informasi yang lengkap dan tersedia dewasa ini faktorfaktor tersebut dapat dianalisa dan diminimalisir secara tepat (Arifin, et al, 2010).
Faktor Tanaman Sebelumnya --> Insiden penyakit berkaitan erat dengan tanaman atau vegetasi awal sebelum kelapa sawit. Pada pertanaman eks hutan atau karet, penyakit mulai terlihat pada tanaman berumur 9-10 tahun dan serangannya dapat mencapai 25-40% ketika diremajakan. Pada pertanaman eks kelapa atau peremajaan kelapa sawit, penyakit muncul lebih dini, biasanya pada umur 1-3 tahun tetapi sebagian besar pada umur 4-6 tahun. Insiden
selanjutnya meningkat dengan cepat dan pertambahan serangan tertinggi terjadi pada umur 8-13 tahun, dan pada umur 15 tahun lebih dari 50% tanaman telah terinfeksi (Prawirosukarto, et al, 2009).
BUDIDAYA KELAPA SAWIT, PALM OIL NEWS, PALM OIL INDONESIA, PALM OIL INDUSTRY, PALM KERNEL OIL, PALM OIL PRICE INDONESIA, CRUDE PALM OIL INDONESIA
--- ayo sawit ---
--- ayo sawit ---