JENIS LEGUME COVER CROP (LCC) / TANAMAN KACANGAN PENUTUP TANAH

Tanaman kacangan penutup tanah merupakan tanaman yang bertujuan untuk menutupi permukaan tanah sehingga pertumbuhan gulma dapat ditekan. Selain itu, tanaman kacangan penutup tanah juga mampu mengurangi persaingan unsur hara antara gulma dengan kelapa sawit. 
Menurut Lubis dan Widanarko (2011) tanaman kacangan penutup tanah memiliki manfaat yaitu menambah bahan organik, memperbaiki status hara tanah terutama nitrogen. Selain itu, LCC mampu memperbaiki sifat-sifat tanah akibat pembakaran, melindungi permukaan tanah dan mengurangi bahaya erosi pada tanah yang berlereng curam. Menurut Lubis (2008), tanaman kacangan penutup tanah yang sering ditanam yaitu Colopogium caerulium (CC), Colopogonium muconoides (CM), Centrosema pubescens (CP), Mucuna bracteata (MB), Mucuna chochinchinensis (MC), Pueraria javanica (PJ), dan Peuraria phaseoloides (PS).

Calopogonium caerulem (CC)
Calopogonium caerulem merupakan tanaman leguminosa yang tahan naungan, tahan bersaing dengan gulma lain, toleran terhadap hama, tahan kekeringan serta dapat dicampur dengan leguminosa lain. Selain itu, Colopogonium caeruleum mudah dibedakan dari leguminosa lainnya karena memiliki daun yang berbentuk hati atau oval serta warna hijau mengkilat dan licin dengan ukuran 3–5 cm. Kelemahannya yaitu harga relatif mahal dan kemampuan menghasilkan biji sangat kecil namun dapat diperbanyak melalui stek. Penanaman di lapang biasanya dicampur dengan Pueraria javanica (PJ), dengan perbandingan 1 kg CC + 3 kg PJ per hektar, atau dicampur tanaman Calopogonium pubescens (CP) dengan perbandingan 1 kg CC + 8 kg CP per hektar (Lubis, 2008).

Calopogonium mucunoides (CM)
Calopogonium mucunoides merupakan tanaman leguminosa asal Amerika Selatan, dan dapat tumbuh pada ketinggian 0–300 m di atas permukaan laut (dpl). Tanaman ini tidak begitu tahan bersaing dan berumur pendek serta memiliki batang dan daun yang agak kecil dan tidak berbulu. Selain itu, tanaman ini memiliki biji yang kecil-kecil dan memiliki daya tumbuh yang sedang. Penanaman di lapang dapat dicampur tanaman Centrosema pubescens (CM) dan Pueraria javanica (PJ) dengan perbandingan masing-masing 4 kg CM, 4 kg CP, dan 3 kg PJ per hektar (Lubis, 2008).

Calopogonium pubescens (CP)
Calopogium pubescens merupakan tanaman leguminosa asal Amerika Selatan, dan dapat tumbuh pada ketinggian 0–300 m di atas permukaan laut (dpl). Tanaman yang memiliki bentuk daun elips, berukuran kecil, berwarna hijau dan permukaan agak licin. Pertumbuhan tanaman ini agak lambat tetapi tahan naungan dan kekeringan. Cara untuk mengatasi pertumbuhan yang lambat dari tanaman Calopogium pubescens biasanya tanaman Calopogium caerulem dicampur dengan tanaman kacangan lain, perbandingan 8 kg CP + 3 kg PJ per hektar (Lubis, 2008).

Mucuna bracteata (MB)
Mucuna bracteata merupakan tanaman kacangan merambat yang menghasilkan banyak serasah dan pertumbuhannya sangat cepat. Jenis kacangan ini memiliki umur yang panjang, tahan terhadap naungan, dan hanya di Indonesia sulit menghasilkan benih. Teknik perbanyakan tanaman ini yaitu dengan cara distek (Lubis, 2008).

Mucuna cochinchinensis (MC)
Mucuna cochinchinensis merupakan tanaman kacangan merambat yang dapat tegak, memiliki batang agak kecil dan lemah. Pertumbuhan tanaman ini sangat cepat, dalam 3 bulan sudah mampu menutup 100% dan secara alamiah akan mati setelah 6–8 bulan. Karena berumur pendek maka penanaman harus dicampur dengan komposisi seperti 0.6 kg CC + 3.4 kg PP + dan 1.7 kg MC per hektar (Lubis, 2008).

Peuraria javanica (JP) 
Peuraria javanica merupakan tanaman kacangan yang memiliki bentuk daun oval atau hati dengan ukuran 3–5 cm dan berwarna hijau kekuningan. Jenis tanaman menjalar dengan pertumbuhan yang cepat, sehingga 5-6 bulan setelah penanaman sudah dapat mencapai 100%. Untuk penggunaan PJ secara umum diperlukan 6 kg/ha (Lubis, 2008).

Peuraria phaseoloides (PP)
Peuraria phaseoloides merupakan tanaman kacangan yang berasal dari India dan dapat tumbuh pada ketinggian 0–1,000 meter di atas permukaan laut (dpl). 

Pertumbuhan tanaman ini akan melambat pada 3 bulan pertama, namun kemudian dapat menyusul tanaman yang lainnya. Tanaman yang memiliki sifat tahan kekeringan, tahan naungan, dan dapat tumbuh pada tanah masam seperti gambut. Penanaman tanaman ini di lapang dicampur dengan jenis yang cepat  pertumbuhannya seperti Mucuna chochichinensis, Peuraria dan lain-lain. 

Perbandingan tanaman di lapang 0.6 kg CC + 2.8 kg CM + dan 2.3 kg PP (Lubis, 2008).

Saat ini, jenis tanaman penutup tanah yang populer di perkebunan sawit adalah Mucuna bracteata. Penambahan benih Mucuna bracteata sebanyak 2 kg/ha akan menghasilkan kacang-kacangan yang memiliki daya tahan di lapangan yang lebih lama, dimana pemberian Calopogium pubescens dapat dikurangi atau ditiadakan. Jenis Mucuna bracteata memiliki pertumbuhan yang cepat dan lebih vigor bila ditanam melalui stek (Pahan, 2010). Selain itu, jenis Mucuna bracteata juga sangat mendukung pertumbuhan tanaman utama. Keunggulan Mucuna bracteata diantaranya kemampuan fiksasi nitrogen, mampu meningkatkan bahan organik tanah, tahan kekeringan, dan mampu menciptakan kelembaban tanah ideal (Fauzi dan Widyastuti, 2012).

legum cover crop pdf, cover crop adalah, contoh tanaman cover crop, bagaimana teknik yang dilakukan untuk menerapkan metode cover crop, jelaskan teknik penanaman lcc, kegunaan tanaman leguminosa cover crop, berapa kgha diperlukan lcc, fungsi lcc

--- Ayo Sawit --- 

Previous Post Next Post

Contact Form