Beberapa hasil penelitian sampai saat ini menunjukan bahwa tidak ada tanaman kelapa sawit yang resisten terhadap Ganoderma. Ada perbedaan ketahanan terhadap Ganoderma pada berbagai sumber plasma genetik kelapa sawit di lapangan (Purba et al., 1994) Sampai saat ini, faktor-faktor yang cenderung terbukti berpengaruh terhadap berkembangnya penyakit G. boninense adalah faktor umur tanaman, tanaman sebelumnya, jenis tanah, status nutrisi tanaman dan teknik penanaman kembali.
Infeksi yang ditimbulkan oleh G. boninense patogen secara umum diperkirakan terjadi karena melemahnya daya tahan hidup kelapa sawit. Melalui informasi yang lengkap dan tersedia dewasa ini faktorfaktor tersebut dapat dianalisa dan diminimalisir secara tepat (Arifin, et al, 2010).
Faktor Tipe Tanah --> Di Indonesia kasus berat G. boninense terdapat baik di daerah pesisir dengan jenis tanah alluvial atau gambut maupun dipedalaman dengan jenis tanah podsolik walupun secara umum kasus di daerah pesisir lebih berat dibandingkan dengan di pedalaman. Dari kenyataan tersebut diduga bahwa serangan penyakit G. boninense ada kaitannya dengan sifat tanah dan kandungan air dalam tanah. Tipe tanah seperti alluvial atau gambut dengan drainase air yang buruk serta kapasitas menahan air yang tinggi rentan terhadap serangan penyakit G. boninense (Arifin, etal, 2010).
Selain itu, teknik persiapan lahan, baik lahan bukaan baru eks hutan maupun lahan konversi dari karet atau kelapa, ataupun lahan peremajaan ikut mempengaruhi perkembangan penyakit. Sisa-sisa tumbuhan/tanaman menjadi bekal makanan, tempat berkembangbiak dan bertahan hidup G. boninense di lapangan (Prawirosukarto, et al, 2009).
BUDIDAYA KELAPA SAWIT, PALM OIL NEWS, PALM OIL INDONESIA, PALM OIL INDUSTRY, PALM KERNEL OIL, PALM OIL PRICE INDONESIA, CRUDE PALM OIL INDONESIA
--- ayo sawit ---
--- ayo sawit ---