Beberapa hasil penelitian sampai saat ini menunjukan bahwa tidak ada tanaman kelapa sawit yang resisten terhadap Ganoderma. Ada perbedaan ketahanan terhadap Ganoderma pada berbagai sumber plasma genetik kelapa sawit di lapangan (Purba et al., 1994) Sampai saat ini, faktor-faktor yang cenderung terbukti berpengaruh terhadap berkembangnya penyakit G. boninense adalah faktor umur tanaman, tanaman sebelumnya, jenis tanah, status nutrisi tanaman dan teknik penanaman kembali.
Infeksi yang ditimbulkan oleh G. boninense patogen secara umum diperkirakan terjadi karena melemahnya daya tahan hidup kelapa sawit. Melalui informasi yang lengkap dan tersedia dewasa ini faktorfaktor tersebut dapat dianalisa dan diminimalisir secara tepat (Arifin, et al, 2010).
Faktor Nutrisi Dalam Tanah --> Nutrisi dalam tanah yang berpengaruh terhadap sifat kimia tanah juga sangat mempengaruhi perkembangan penyakit G. boninense. Pengaruh pemberian pupuk kimia terhadap tingkat serangan G. boninense pada tanaman kelapa sawit di lahan dengan tipe tanah campuran antara tanah Hat debu dengan ahrvium laut telah dilakukan (Turner, 1981).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian phosphat dan KC1 secara nyata
meningkatkan serangan penyakit busuk pangkal batang yang diakibatkan oleh G. boninense, namun sebaliknya pemberian urea justru menurunkan tingkat serangan penyakit G.boninense. Sedangkan pada tanah aluvial laut, pemberian pupuk KC1 justru mengurangi tingkat serangan G. boninense, sedangkan pernberian rock fosfat dan urea justru malah merangsang perkembangan penyakit G. boninense, dan pemberian pupuk KC1 dosis tinggi dan pemberian urea pada dosis yang rendah dapat meningkatkan tingkat serangan G. boninense. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian magnesium pada dosis tinggi dan rendah dapat meningkatkan serangan penyakit G. boninense (Arifin, et al, 2010).
BUDIDAYA KELAPA SAWIT, PALM OIL NEWS, PALM OIL INDONESIA, PALM OIL INDUSTRY, PALM KERNEL OIL, PALM OIL PRICE INDONESIA, CRUDE PALM OIL INDONESIA
--- ayo sawit ---