Beberapa hasil penelitian sampai saat ini menunjukan bahwa tidak ada tanaman kelapa sawit yang resisten terhadap Ganoderma. Ada perbedaan ketahanan terhadap Ganoderma pada berbagai sumber plasma genetik kelapa sawit di lapangan (Purba et al., 1994) Sampai saat ini, faktor-faktor yang cenderung terbukti berpengaruh terhadap berkembangnya penyakit G. boninense adalah faktor umur tanaman, tanaman sebelumnya, jenis tanah, status nutrisi tanaman dan teknik penanaman kembali.
Infeksi yang ditimbulkan oleh G. boninense patogen secara umum diperkirakan terjadi karena melemahnya daya tahan hidup kelapa sawit. Melalui informasi yang lengkap dan tersedia dewasa ini faktorfaktor tersebut dapat dianalisa dan diminimalisir secara tepat (Arifin, et al, 2010).
Faktor Teknik Penanaman Kembali --> Hubungan antara tingkat serangan busuk pangkal batang dan teknik penanaman kembali (replanting) telah dilakukan dimana Turner (1981) menyatakan bahwa ada hubungan yang sangat erat secara nyata antara kedua hal tersebut.
Hasil penelitian yang dilakukan di kebun Golden Hope Plantation Berhad tentang hubungan antara teknik penanaman kembali dan tingkat serangan G. boninense memperlihatkan bahwa teknik dengan cara Underplanting sangat rentan terhadap penyakit G. boninense dengan tingkat serangan yang tinggi (dari 27% tingkat serangan pada penanaman sebelumnya menjadi 33% serangan setelah dilakukan replanting pada usia tanaman kelapa sawit 15 tahun).
Sedangkan teknik replanting dengan cara "clean clearing" tingkat serangan G.boninense menurun dari 27% menjadi 14% demikian pula dengan cara windrowing dimana tingkat serangan menurun dari 27% menjadi 17.6% (Arifin, et al, 2010).
BUDIDAYA KELAPA SAWIT, PALM OIL NEWS, PALM OIL INDONESIA, PALM OIL INDUSTRY, PALM KERNEL OIL, PALM OIL PRICE INDONESIA, CRUDE PALM OIL INDONESIA
--- ayo sawit ---
--- ayo sawit ---