HAMA KUMBANG TANDUK DI AREAL REPLANTING KELAPA SAWIT

AyoSawit.com - Kelapa sawit yang dibudidayakan di areal replanting tidak tumbuh optimal karena sebagian besar tanaman diserang hama kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros L.). 

Replanting dilakukan dengan metode tumbang serentak, tumbang bertahap, dan underplanting. Prinsip utama metode underplanting adalah bibit tanaman baru sudah ditanam sebelum tanaman tua ditumbang. Setelah tanaman muda berumur 1-3 tahun, tanaman tua dibunuh dengan diinjeksi herbisida berbahan aktif Isopropyl Amina Glifosat.

Pertimbangan utama pelaksanaan metode underplanting adalah ketersedian biaya dan pendapatan petani berkurang secara bertahap. Sebaliknya metode underplanting memiliki beberapa kekurangan terutama pertumbuhan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) tidak optimal dan rawan serangan hama kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros L). Kumbang tanduk menyerang semua kelas umur kelapa sawit terutama umur 1-4 tahun. Kumbang tanduk menyerang titik tumbuh sehingga menghambat pertumbuhan tanaman muda. Serangan berat pada kelapa sawit umur 1-2 tahun mengakibatkan titik tumbuh (daun tombak) patah dan membusuk.

Pelepah busuk yang masih menempel dititik tumbuh mengakibatkan terhalangnya pertumbuhan daun baru. Gejala lanjut berupa terbentuknya titik tumbuh baru atau malformasi daun muda seperti menggulung dan keriting. Serangan pada umur 3-4 tahun terlihat pada pangkal pelepah muda yang digerek sampai patah dan beberapa pelepah digerek sampai putus. Kumbang tanduk menggunakan lubang bekas gerekan sebagai sarang. Bekas serangan kumbang tanduk menjadi akses bagi hama lain dan pathogen untuk menginfeksi kelapa sawit.

Serangan kumbang tanduk pada perkebunan kelapa sawit bekas replanting tergolong tinggi. Hal ini dipicu tersedianya habitat yang cocok untukkumbang tanduk melengkapi siklus hidup. Batang kelapa sawit sisa replanting yang masih tegak dan membusuk menjadi habitat yang cocok untuk stadia telur, larva, dan pupa. Batang kelapa sawit tergolong lama terdekomposisi karena struktur bagian luar yang keras. Bahkan batang kelapa sawit sisa replanting dapat tegak sampai 1 tahun. Bagian batang yang lapuk dibiarkan patah secara alami, kemudian bagian tersebut dibiarkan berserakan di lahan.

Pengendalian yang tidak optimal ditenggarai ikut mendorong tingginya serangan kumbang tanduk. Kegagalan pengendalian yang dilakukan tidak terlepas dari minimnya pengetahuan biologi dan ekologi kumbang tanduk. Selain itu pengendalian yang dilakukan selama ini bersifat individu dengan skala kecil. Pengendalian akan memberikan hasil yang optimal jika mengkombinasikan beberapa metode yang kompatibel. Selain itu tindakan pengendalian yang dilakukan harus melibatkan semua pelaku usaha tani kelapa sawit yang terdiri dari perangkat nagari, kelompok tani, petani, dan dinas terkait. Pengendalian yang mengkombinasikan beberapa metode yang kompatibel dan melibatkan semua pelaku usaha tani kelapa sawit disebut Pengelolaan Hama Terpadu (PHT). 

cara mengatasi kumbang pada kelapa sawit, gejala serangan kumbang tanduk pada kelapa sawit, cara mengatasi kumbang tanduk pada kelapa sawit, cara menangkap kumbang tanduk, hama sawit kumbang tanduk, siklus hidup kumbang tanduk, jelaskan contoh dari pengendalian hama kumbang tanduk secara mekanik, cara memancing kumbang tanduk

--- Ayo Sawit ---

Previous Post Next Post

Contact Form